Manusia cenderung ingin membentuk ikatan dengan orang lain, yang tanpa sadar sering meniru aksen, gaya, ekspresi atau pikiran orang lain. Manusia juga meniru pola bicara seperti nada, kecepatan dan waktu bicara dari orang lain.
Yang paling aneh adalah ketika meniru aksen orang lain. Ketika berinteraksi dengan orang lain yang memiliki aksen berbeda, tanpa sadar sering menirukan aksen orang tersebut.
Hal ini terungkap melalui penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Amerika Serikat. Penelitian tersebut menemukan bahwa otak manusia sering meniru pola bicara (akses atau logat) orang lain, meski orang tersebut asing atau belum dikenalnya.
Tanpa sadar manusia sering meniru aksen orang lain meski aksen tersebut tidak bisa didengar dengan jelas atau bahkan memalukan.
"Manusia adalah pengekor yang hebat," ujar pemimpin penelitian, Prof Lawrence Rosenblum, psikolog dari University of California, Riverside, seperti dilansir dari Telegraph.
"Kadang kita bahkan meniru aksen dari orang asing yang kita ajak bicara, dengan mengarah ke konsekuensi memalukan," lanjut Prof Rosenblum.
Menurut hasil penelitian yang telah dipublikasikan pada jurnal Attention, Perception and Psychophysics ini, meniru aksen orang lain tanpa sadar berasal dari dorongan otak untuk berempati dan afiliasi.
Sebenarnya seseorang tidak selalu mengerti apa yang orang lain katakan, tapi orang tersebut akan cenderung membaca gerak bibir dan menirukan aksen orang lain.
Penelitian ini menyelidiki cara pembacaan gerak bibir yang dilakukan beberapa partisipan, yang kesemuanya memiliki pendengaran yang baik tapi tidak memiliki pengalaman untuk membaca gerak bibir.
Partisipan diminta melihat beberapa gerak bibir orang yang mengucapkan 80 kata-kata pilihan sederhana tanpa suara. Kemudian partisipan diminta untuk mengulang dan mengucapkan kata-kata tersebut.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pertisipan lebih mungkin mengulang kata dengan aksen yang sama digunakan oleh pembicara, meski partisipan tersebut tidak mendengar langsung aksen bicara dan hanya membaca dari gerak bibir. Tapi menurut Prof Rosenblum, hal ini mungkin saja terjadi.
"Mendengar langsung ataupun hanya membaca garak bibir, orang akan cenderung meniru aksen lawan bicaranya. Tapi kondisi yang dilakukan tanpa sadar ini justru dapat berfungsi sebagai perekat sosial, yang membantu kita berempati dengan orang lain," tambah Prof Rosenblum.
source: http://health.detik.com/read/2010/08/09/154828/1416608/763/manusia-suka-meniru-gaya-bicara-orang-lain?l991101755