Mereka memiliki tradisi menyemprot rumah dengan parfum lokal 'Oud' atau Bakhoor.
Di negara-negara Arab, merayakan Idul Fitri tak cukup dengan hanya mengenakan baju baru, tapi mereka juga harus menyemprot badan mereka wangi-wangi.
Umat Muslim memaknai Idul Fitri sebagai perayaan puncak yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan. Tanggal 1 Syawal menjadi simbol 'kembali bersih' setelah menyelesaikan puasa sebulan penuh.
Pemaknaan itulah yang kemudian melatari umat Muslim untuk mengenakan busana baru atau terbaik saat Al-Mashhad atau salat Ied. "Kami mengenakan busana baru dan tak lupa menyemprotkan parfum agar bisa menampilkan yang terbaik saat menghadap Allah," kata Ahmed Badr, seperti dikutip dari Arab News.
Tradisi itu membuat warga muslim di sejumlah negara Arab menyemut di pusat-pusat perbelanjaan menjelang Lebaran. Mereka berburu busana terbaik untuk dikenakan saat hati 'kembali bersih'. "Ini menjadi momentum yang cukup menantang karena semua orang ingin berpenampilan terbaik saat Lebaran," Raneem Jazzar, warga lain menambahkan.
Bukan hanya penampilan tubuh, mereka juga menata rumah secantik mungkin. Mereka memiliki tradisi menyemprot rumah dengan parfum lokal 'Oud' atau Bakhoor, semacam batu bata beraroma atau woodchips yang dibakar seperti dupa, khusus untuk parfum rumah.
Hari raya terbesar bagi umat muslim itu begitu semarak di negara-negara Arab. Rumah terbesar dalam keluarga biasanya menjadi tuan rumah makan siang dan tak jarang juga makan malam di Lebaran hari pertama. Mereka juga memiliki tradisi memberi Eidiyah atau semacam angpao untuk anak-anak sebagai hadiah Idul Fitri.
source: http://kosmo.vivanews.com/news/read/176925-di-arab--rumah-juga-harus-wangi-saat-lebaran