Friday, August 20, 2010

5 Penyakit Langganan Bayi pada Tahun Pertama

Penyakit langganan! Loh, penyakit kok langganan? Ya, karena rupanya ada beberapa penyakit yang memang kerap menyerang bayi usia 0 - 1 tahun, usia dimana daya tahan tubuhnya belum sempurna benar.

Simak yuk tip melindungi bayi mungil Anda dari serangan penyakit-penyakit ‘langganan’.

1. Batuk Pilek


Penyebabnya bisa karena infeksi atau alergi. Frekuensi batuk pilek umumnya akan menurun seiring bertambahnya usia dan semakin bagus sistem pertahanan tubuhnya, berkaitan dengan kualitas gizi yang baik. Batuk-pilek sendiri merupakan gejala di saluran napas (respiratorik), terutama saluran napas bagian atas.
Batuk pilek karena infeksi.

Penyebab terbesar karena virus akan tetapi dapat juga karena kuman, atau mikroba. Biasanya ditandai dengan demam, rewel, dan tubuh linu-linu (sayangnya bayi tidak dapat mengungkapkan hal ini). Dalam rentang waktu 2 - 3 hari akan sembuh jika bayi diberi asupan gizi dan istirahat yang cukup. Dengan meningkatkan daya tahan tubuh si kecil, batuk pilek dapat sembuh dengan sendirinya.
Batuk pilek karena alergi

Jika si kecil mengalami batuk pilek yang berkepanjangan - lebih dari 3 hari belum sembuh juga - terdapat kemungkinan batuk pileknya karena alergi. Penyebabnya, reaksi yang berlebihan pada saluran napas (hidung/tenggorokan) terhadap suatu pencetus. Faktor pencetus alergi bisa dari debu, asap, bulu binatang, makanan/minuman. Ciri khas batuk-pilek alergi ditandai dengan batuk timbul berulang dalam rentang waktu yang pendek. Waktu penyembuhannya bisa lebih dari dua minggu. Untuk mengobati, sedapat mungkin hindarkan si kecil dari pencetusnya.

Bedakan warna ingus dan dahak
Jika warnanya bening, menunjukkan penyakit mulai memapar. Jika berubah keruh kekuningan itu artinya telah terjadi perlawanan antara antibodi dan penyakit. Batuk pilek akan menunjukkan kesembuhannya jika ingus dan dahaknya mulai berubah hijau. Itu artinya bakteri, mikroba, atau virusnya telah mati.

2. Diare

Sesungguhnya batas normal si kecil kecil buang air besar sangatlah bervariasi.  Ada anak yang BAB beberapa kali dalam sehari bahkan bayi kerap BAB satu jam sekali. Yang terpenting dan perlu diperhatikan adalah konsistensi fesesnya.

Diare ada yang disebabkan oleh virus (rotavirus), bakteri ecoli, atau karena alergi susu sapi. Diare akibat infeksi merupakan bagian dari reaksi alamiah tubuh terhadap masuknya kuman, lalu membantu mengeluarkannya dari pencernaan (usus). Diare karena infeksi ini sembuh lebih lama tetapi jika tidak sembuh juga bisa jadi karena kemungkinan adanya kelainan atau ketidakmampuannya bertoleransi terhadap produk susu tertentu. Jika ia mengalami diare sesudah makan harus diperiksakan ke dokter untuk mengetahui apakah absorbsi (penyerapan) makanannya mengalami gangguan.

Atasi Diare


Jika diare tidak segera mendapat penanganan tepat, akibatnya akan kehilangan cairan tubuh sehingga dapat mengalami dehidrasi. Cobalah untuk memberi minum sebanyak mungkin dan berikan cairan oralit (campuran garam dan gula) dari apotik. Jangan pernah mencoba untuk mencampur  garam dan gula dengan air sendiri di rumah karena perbandingannya harus tepat dan ketidakseimbangan pencampuran bisa membahayakan.

Lamanya pengobatan diare tergantung dari penyebabnya. Jika penyebabnya tidak terlalu serius, tunggu saja sampai berangsur membaik serta menghindari makanan yang mungkin dapat memperburuk keadaan.

3. Sembelit


Bayi dikatakan mengalami sembelit atau konstipasi (kesulitan buang air besar) bila fesesnya keras, sangat sulit dikeluarkan dan menimbulkan rasa sakit. Konstipasi tidak berhubungan dengan berapa kali bayi BAB dalam sehari. Jika bayi BAB setiap dua hari sekali tapi fesesnya masih lunak, ini bukanlah konstipasi.

Normal atau tidaknya BAB tergantung pada usia karena bayi di bawah empat bulan lebih sering BAB, namun dengan semakin bertambahnya usia maka polanya akan semakin mirip orang dewasa. Salah satu penyebab sembelit pada bayi umumnya karena perubahan pola konsumsi dimana bayi mulai mengonsumsi makanan pada pertamanya.

Kekurangan pemberian cairan dan serat alami dapat menyebabkan kesulitan BAB. Perubahan konsumsi ASI ke susu formula juga dapat menyebabkan sembelit. Jika bayi Anda sembeli, cari tahu penyebab utamanya.

Beri Asupan Berserat

Jika telah terjadi pengerasan feses pada bayi, segera upayakan memberinya asupan berserat seperti sari buah atau jus encer serta tambahan sayur mayur dalam makanannya, misalnya nasi tim yang dicampur dengan bayam. Biasakan supaya anak menyukai sayur dan buah yang kaya serat alami sejak bayi agar kelak masalah konstipasi ini tidak menjadi kronik.

4. Muntah

Hal ini umum terjadi pada anak dan penyebabnya bermacam-macam. Yang terpenting untuk diketahui adalah seberapa berat muntah tersebut berdampak pada anak. Muntah pada bayi dapat disebabkan karena cara menyuapi yang salah. Misalkan saja perut bayi sudah penuh tetapi masih terus disuapi makanan.

Muntah dengan nyeri kepala pada anak yang menderita panas atau keadaan umumnya tidak sehat, kemungkinan juga disebabkan oleh infeksi seperti flu atau sakit tenggorokan.

Muntah dengan nyeri perut karena gastroenteritis yang menyebabkan nyeri kejang yang timbul hilang. Muntah yang berulang dapat menimbulkan nyeri karena menyebabkan tegangan pada otot perut bagian atas. Kecemasan atau penjalaran penyakit tertentu juga kadang-kadang memicu muntah pada anak-anak yang sensitif.

Gastroenteritis sendiri merupakan penyakit lambung, dan infeksi yang memengaruhi lambung serta usus bagian atas yang mengakibatkan muntah. Atau infeksi pada usus bagian bawah yang dapat menimbulkan diare dan nyeri kejang atau kombinasi keduanya. Muntah yang parah terjadi secara tiba-tiba dan dalam satu jam anak muntah sampai beberapa kali, biasanya suhu tubuh anak juga panas.

Di saat bersamaan biasanya anggota keluarga yang lain terutama anak-anak juga bisa terkena. Penyebabnya karena infeksi virus, kadang juga karena bakteri dari makanan yang beracun. Umumnya muntah pada gastroenteritis akan membaik dalam 24 - 48 jam meski bisa saja kejang perut terjadi dalam beberapa hari.

Penanganannya dengan menjaga anak agar tetap merasa nyaman dan minum sebanyak-banyaknya guna menghindari risiko dehidrasi karena dehidrasi itu sendiri adalah bahaya terbesar yang diakibatkan karena muntah.

5. Infeksi Telinga

Di samping pilek, infeksi telinga (otitis media akut) adalah penyakit masa kanak-kanak yang paling sering didiagnosis di Amerika Serikat. 3 dari 4 anak-anak setidaknya mengalami satu kali infeksi telinga pada saat mereka mencapai usia 3 tahun.
Telinga terdiri dari tiga bagian yakni telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam.

Agar berfungsi dengan baik, telinga tengah harus pada tekanan yang sama dengan lingkungan di sekitarnya. Di sinilah tabung estachius berperan, sebuah bagian kecil yang menghubungkan telinga tengah ke bagian belakang tenggorokan di belakang hidung.

Dengan membiarkan udara mencapai telinga tengah, tabung estachius menyetarakan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan udara luar. Ketika menguap atau menelan, tuba estachius menyesuaikan tekanan udara di telinga tengah dan juga berperan sebagai saluran lendir dari telinga tengah ke dalam tenggorokan.

Kadang-kadang, tabung estachius ini mengalami gangguan karena misalnya ketika seseorang mengalami pilek atau alergi, tabung estachius juga ikut terpengaruh oleh lendir yang tersumbat. Bakteri atau virus yang masuk ke telinga tengah melalui tabung estachius pun juga dapat terjebak di sini. Kuman yang terperangkap dalam cairan ini kemudian berkembang biak dan menyebabkan infeksi telinga.

Infeksi yang tidak diobati dapat merembet dari telinga tengah ke bagian dekat kepala termasuk otak. Meskipun kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh otitis media biasanya bersifat sementara, namun otitis media yang dibiarkan tanpa diobati dapat menyebabkan gangguan pendengaran secara permanen.

Beri Antibiotik

OMA (Otitis Media Akut) umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya. Sekitar 80 persen OMA sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak mengurangi komplikasi yang dapat terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran.

Observasi dapat dilakukan pada sebagian besar kasus. Jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala, antibiotik diberikan.


source: http://lifestyle.okezone.com/read/2010/08/06/27/360518/5-penyakit-langganan-bayi-pada-tahun-pertama